70 Persen Kasus Kanker Serviks Ditemukan Sudah Stadium Lanjut
Ilustrasi--MI/EBET/rj
"Oleh karena itu, pencegahan kanker serviks yang disebabkan oleh virus human papilloma (HPV) dapat dilakukan melalui pencegahan primer. Yaitu melalui edukasi dan vaksinasi, serta pencegahan sekunder dengan pap smear atau IVA (inspeksi visual asam asetat)," kata dr IB Upadana Pemaron SpOG dalam Seminar Pencegahan Kanker Serviks untuk Praktek Dokter Sehari-hari di Denpasar, Bali, Sabtu (8/10).
Kepada sekitar 125 dokter umum yang hadir dalam acara tersebut Upadana juga menjelaskan kanker serviks adalah penyakit yang keganasannya terjadi pada leher rahim (serviks). Bagian tersebut merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina) dan bisa terjadi saat sel normal di serviks berubah menjadi sel kanker.
"Perubahan ini biasanya memakan waktu tiga hingga 17 tahun sampai terjadi kanker. Jadi ada kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi melalui skrining dan menanganinya sebelum menjadi kanker," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Denpasar dr I Ketut Suyasa Sp B SpOT (K) meminta para dokter memiliki pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks secara dini.
"Dokter dan rekan sejawat sangatlah memerlukan pengetahuan tambahan untuk mencegah kanker serviks secara dini, karena dewasa ini pencegahan kanker serviks sedang marak dilaksanakan khususnya di Bali," kata Suyasa saat membuka seminar yang merupakan rangkaian HUT ke-61 IDI dan HUT ke-8 RSIA Puri Bunda. (Ant/OL-01)
0 komentar:
Posting Komentar
silahkah tinggalkan komentar