TIPS MENJAGA MISS V

Cara Merawat Miss V

Menjelang hari pernikahan, kaum wanita sering melakukan berbagai perawatan agar tampil prima luar-dalam. Tetapi setelah menjalani perkawinan selama bertahun-tahun, perawatan diri sering dilupakan. Kesibukan sehari-hari sering disebut sebagai alasan tidak sempatnya melakukan hal tersebut. Padahal sesibuk apa pun, kita perlu menyisihkan waktu untuk merawat diri. Salah satu yang sebaiknya dilakukan adalah merawat daerah intim kewanitaan. Perawatan ini tak hanya bertujuan untuk memanjakan diri sendiri, tetapi juga bisa membahagiakan pasangan Anda.

Apa yang sebaiknya dilakukan?
Setiap sebulan sekali, wanita yang masih berusia produktif mengalami menstruasi. Tak jarang aroma kurang sedap merebak dari area tersebut selama masa menstruasi atau sesudahnya. Salah satu usaha untuk mengusir bau tersebut adalah menggunakan cairan pembersih khusus dengan pH sangat rendah, yaitu sekitar 3,5 - 4,5. Dengan demikian, seperti yang dijelaskan oleh Elizabeth G. Stewart, MD, dan Paula Spencer dalam buku The V Book, tingkat keasaman vagina jadi lebih tinggi. Kondisi asam di vagina memang perlu dijaga untuk mencegah masuknya bakteri dari luar.

Berikut 9 cara lain untuk menjaga kesehatan vagina:

1. Beberapa wanita memiliki kebiasaan untuk melakukan douching (membersihkan vagina dengan menggunakan alat tertentu) usai masa menstruasi. Alasannya? Agar darah kotor yang keluar saat menstruasi bisa dibersihkan secara maksimal. Padahal, sesungguhnya menstruasi adalah proses alami yang tidak kotor. Sebaiknya lakukan douching atas rekomendasi dokter. Salah membersihkannya, malah bisa membunuh bakteri baik yang sebenarnya dibutuhkan vagina.

2. Hindari kebiasaan menggunakan wewangian pada area intim. Hal ini termasuk saat kita memilih pembalut tipis (panty liner). Sekarang banyak ditemukan panty liner yang disertai wewangian, untuk menjaga aroma area intim kewanitaan kita. Kemungkinan reaksi yang bisa terjadi setelahnya adalah iritasi atau alergi. Untuk pemilik kulit sensitif, hindari pemakaian cairan pelembut pakaian pada saat mencuci pakaian dalam. Sebaiknya gunakan sabun yang lembut dan bebas aroma.

3. Jangan menggunakan panty liner sepanjang hari. Meskipun Anda rajin menggantinya, hal ini mengakibatkan iritasi pada vagina. Kalau cairan yang keluar dari area intim kewanitaan Anda sudah sangat berlebihan, segera kunjungi dokter spesialis kulit dan kelamin.

4. Sebaiknya jangan malas mengganti pembalut. Gunakanlah panty liner pada "detik-detik terakhir" masa menstruasi. Setidaknya gantilah pembalut, panty liner, atau tampon setiap 4 jam sekali. Usai buang air kecil, sebaiknya Anda juga mengganti pembalut.

5. Kondisi iklim Indonesia yang lembap, membuat kita mudah berkeringat. Lecet di area sekitar vagina karena gesekan biasa terjadi. Untuk mencegahnya, kita sering memberi bedak tabur. Sebaiknya mulai sekarang jangan memberi bedak pada daerah intim. Partikel lembut bedak bisa masuk ke vagina dan menjadi penyebab munculnya kanker rahim.

6. Agar tampak langsing dari luar, banyak wanita memilih pakaian dalam yang sangat ketat. Waspadalah, hal ini bisa menimbulkan jamur berkembang biak pada area intim Anda. Sebaiknya jangan terlalu sering mengenakan pakaian dalam superketat. Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.

7. Mandilah dengan menggunakan sabun yang lembut. Jangan pernah menggosok area sekitar vagina dengan loofah atau sikat tubuh.

8. Lakukan hubungan intim yang aman. Maksudnya, cermati jika pasangan Anda sedang mengidap penyakit kelamin seperti herpes atau lainnya. Dalam kasus beberapa pasangan, suami mereka tidak sadar kalau sedang mengalami penyakit berbahaya tersebut.

9. Periksalah alat kontrasepsi secara teratur.

(sumber : Majalah Sekar, Kompas, Senin, 23/11/2009)

Kebiasaan Buruk untuk Kesehatan Ms V

Kaum perempuan ternyata masih sering mengabaikan kesehatan reproduksinya. Sebagian karena ketidaktahuan, namun sebagian yang lain karena ketidakpedulian. Sebenarnya hal ini dapat dimengerti, mengingat kesibukan kerja yang sangat menuntut. Alhasil, Anda berusaha berpikir bahwa gangguan kecil tak akan berbahaya. Padahal, ini suatu keputusan yang salah.

"Mengambil langkah tertentu mungkin tidak akan merugikan, tapi Anda bisa mengalami konsekuensi yang lebih besar seperti infeksi vagina, penyakit menular seksual (PMS), atau kehamilan yang tidak direncanakan," jelas Elizabeth McGee, MD, asisten profesor bidang ilmu kandungan, kebidanan, dan reproduksi dari University of Pittsburgh School of Medicine.

Untuk mencegah munculnya masalah, sekecil apapun, segera ubah kebiasaan buruk Anda berikut ini.

1. Anda memakai pakaian olahraga yang basah karena keringat seharian
Setelah mengikuti kelas aerobik, Anda tidak langsung mandi, dan malah ngobrol berjam-jam sampai akhirnya baju Anda mengering. Hal itu mungkin terasa nyaman, tetapi sebenarnya tidak sehat.

"Bakteri dan jamur itu suka keringat. Jadi semakin lama Anda mengenakan pakaian olahraga, meskipun sudah kering, semakin tinggi risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang dipicu oleh bakteri atau jamur," kata Dr Jill Maura Rabin, MD, kepala departemen uroginekologi di Long Island Jewish Medical Center, New York. Keringat yang bercampur kotoran dapat menyumbat pori-pori, sehingga menyebabkan folliculitis (foliket rambut yang terinfeksi) pada area vagina.

Bila Anda tidak bisa langsung mandi usai berolahraga, kenakan celana dalam dan pakaian olahraga berbahan katun. "Katun bisa menyerap keringat dari tubuh Anda, dan membantu kulit mengering dengan cepat," ujar Dr Sandy Tsao, MD, instruktur klinis dermatologi di Harvard Medical School.

Cara lain untuk mencegah keringat, pakai panty liner saat berolahraga. Panty liner bisa menyerap keringat, dan bisa segera dilepaskan ketika Anda selesai berlatih.

2. Anda menebak-nebak penyebab infeksi vagina yang terjadi
Anda mungkin pernah mengalami infeksi jamur dan ISK di masa lalu, jadi ketika Anda mengenali gejala yang terjadi lagi sekarang, Anda tidak berobat ke dokter kandungan. Anda tidak mungkin membuat diagnosa sendiri tanpa dasar ilmiah, dan Anda tidak tahu obat apa yang akan diresepkan dokter untuk mengaasi infeksi semacam itu.

"Rasa gatal yang Anda pikir disebabkan oleh jamur bisa jadi merupakan gejala herpes atau alergi pada kulit," ungkap Dr McGee. "Sedangkan rasa panas waktu buang air kecil yang Anda kira gejala ISK kemungkinan dipicu oleh bakteri chlamydia atau penyakit menular seksual lainnya."

Pada saat Anda membuang-buang waktu dengan obat-obatan yang Anda perkirakan sendiri, infeksi yang sesungguhnya bertambah parah.

3. Anda sering menahan pipis
Memang paling kesal kalau lagi beser. Rasanya baru sejam yang lalu Anda ke toilet, dan kini tengah berkonsentrasi dengan pekerjaan yang menumpuk, eh... sudah pingin buang air kecil lagi. Dalam situasi seperti ini, rasa ingin buang air kecil memang mengganggu, karena bisa berhenti dari aktivitas untuk sesaat sudah cukup mengganggu konsentrasi Anda. Namun, menahan buang air kecil bukan cuma bisa bikin Anda ngompol, tetapi juga meningkatkan risiko ISK.

"Pergi ke kamar mandi bisa membersihkan kantong kemih yang penuh bakteri yang berkembang-biak di urin," jelas Suzanne Merrill-Nach, seorang dokter kandungan dan kebidanan di San Diego. "Mengabaikan dorongan buang air kecil ini bisa memberikan bakteri lebih banyak waktu untuk bereproduksi, yang dapat memicu infeksi."

Menahan buang air kecil juga tidak boleh dilakukan sebelum berhubungan seks. Ketika kantong kemih kita penuh, saluran kencing lebih terbuka, dan mudah terserang bakteri dari vagina atau penis pasangan. Ketika bakteri masuk, saat itulah terjadi ISK.

Selain beberapa kebiasaan tersebut, ada beberapa benda lain yang juga bisa memicu gangguan kesehatan reproduksi:
1. Thong. Thong, atau G-string pada pria, tidak menutupi area bokong Anda dengan sempurna. Pakaian dalam minim ini akan masuk ke celah bokong Anda, sehingga "string"-nya akan memberikan jalan masuk bagi bakteri untuk menuju vagina.

2. Jeans ketat. Celana yang ketat akan menahan keringat dan melepaskannya, membantu bakteri dan jamur untuk berkembang-biak.

3. Sabun atau body wash yang wangi. Bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi wangi-wangian ini bisa mengiritasi kemaluan, sehingga menyebabkan rasa gatal.

4. Shower yang terlalu panas. Air hangat yang cenderung terlalu panas bisa menyebabkan peradangan pada kulit vagina, dan membuang minyak pada kulit, membuatnya kering dan gatal.

(Sumber: cosmopolitan, Kompas, Jumat, 13/8/2010)

"Vagina Toilet", Mencuci Vagina Sendiri

Vagina toilet sendiri atau “valeri” mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Ini merupakan rangkaian kegiatan membersihkan organ intim wanita yang telah aktif secara seksual. Karena itu, manfaatnya sangat besar bagi kesehatan reproduksi wanita.



Meski awalnya kegiatan ini lebih baik dilakukan dokter yang terlatih, Anda pun bisa melakukannya sendiri. Mudah kok, usai diajarkan, tinggal berlatih, selesai.

Pertama–tama, siapkanlah air bersih (sebaiknya memakai air kemasan), handuk bersih, pastikan Anda tidak sedang haid, bersihkan ujung kuku dan potong kuku agar pendek dan tidak tajam saat membersihkan, jika Anda sedang sakit tundalah kegiatan ini dan konsultasikan ke dokter.

Setelah semua persiapan selesai, bersihkan tangan dengan sabun, rilekskan diri, berdiri rileks dengan satu kaki ditumpu di atas kloset duduk dan satu di lantai. Anda juga bisa melakukan posisi lain sesuai yang Anda mau.

Mulailah dengan mengguyur area luar vagina, lalu di kedua lipatan bibir luar dan dalam vagina dengan air bersih mengalir, bila diperlukan bisa menggunakan sabun. Setelah itu regangkanlah bibir labia luar dan dalam hingga menemukan liang vagina dan mulailah membersihkan dan mengguyur liang vagina dengan air bersih mengalir. Perlu diingat bahwa di bagian ini Anda tidak boleh menggunakan sabun untuk membersihkannya. Perlahan letakkanlah jari tengah dengan lembut di liang vagina dan dalam kondisi rilaks masukkan dengan sangat lembut jari tengah Anda ke dalamnya hingga menyentuh serviks/rahim Anda.

Lanjutkanlah pembersihan dengan menelusuri seluruh serviks, forniks hingga seluruh dinding vagina dengan gerakan melingkar dan mengusap lembut sambil mengarahkan jari tengah keluar vagina.

Tanpa mengeluarkan seluruh jari tengah, bilas jari tengah yang kotor dan berlendir dengan air mengalir. Untuk membersihkannya dapat dibantu ibu jari. Bila jari tengah sudah bersih, masukkan lagi jari ke liang vagina dan ulangi gerakan pembersihan tadi sampai tidak lagi terdapat kotoran di seluruh bagian dari organ intim atau sampai jari tengah merasakan kesat.

Perlahan keluarkanlah jari tengah dengan lembut dari vagina, bersihkan jari tengah, tangan dan bibir labia luar vagina dengan sabun dan air bersih. Setelah itu keringkan dengan handuk bersih dengan menempelkan dan menekan dengan lembut, tidak perlu Anda usap– usapkan.

Lakukanlah metode ini kapanpun dan dimanapun diinginkan. Utamakan setelah melakukan hubungan intim serta secara rutin lakukanlah setelah 2 – 3 hari “bersih “ dari menstruasi. Minimal rutinkanlah seminggu sekali saat Anda sedang tidak haid. Jangan lupa jika Anda menemukan kelainan segera hubungi dokter untuk membicarakannya lebih lanjut.(Kompas,Kamis, 1/10/2009)

Cairan Pencuci Ms V, Amankah?


Membersihkan vagina dengan cairan antiseptik kini makin sering dilakukan kaum perempuan. Alasannya beragam, ada yang untuk kesehatan, tapi lebih banyak untuk alasan "kosmetik", yakni agar Ms V menjadi kesat dan harum.

Sebenarnya vagina memiliki mekanisme pembersihan sendiri, yakni dengan koloni bakteri normal yang menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam dan di sekitar alat vital. Namun, keseimbangan ini bisa saja terganggu oleh perilaku perempuan sendiri. Misalnya penggunaan celana ketat yang menyebabkan kelembaban vagina terganggu sekaligus menyuburkan bakteri merugikan.

Obat pencuci vagina, menurut dr Hendro Sudarpo SpOG, ahli kebidanan dan kandungan RS Siloam Lippo Karawaci, boleh saja digunakan. Namun, untuk penggunaan sehari-hari, ia tidak menyarankan memilih produk antiseptik.

"Penggunaan antiseptik bisa membunuh flora alami di vagina dan bisa mengganggu suasana asam menjadi basa. Akibatnya, bakteri yang sifatnya membantu malah mati," papar dokter Hendro. 

Ia menambahkan, keasaman (pH) vagina yang normal adalah 3,5 hingga 4,5. Bila keasaman vagina tidak seimbang, kuman lain seperti jamur dan bakteri malah punya kesempatan hidup di tempat tersebut sehingga muncul penyakit lain, seperti infeksi.  Penggunaan disinfektan sebaiknya hanya bila ada indikasi, misalnya, keputihan. Itu pun harus saran dokter.

Tidak semua wanita bisa menggunakan obat pencuci vagina, misalnya wanita yang punya kecenderungan alergi terhadap zat kimia. Penggunaan obat cuci bisa berisiko membuat luka pada dinding vagina. Zat-zat kimia ini menyebabkan iritasi bila bersentuhan dengan serviks atau dinding vagina sebelah dalam. Akibatnya, bukannya bersih, malah menimbulkan luka baru yang bisa mengundang infeksi.

Untuk membersihkan vagina sehari-hari, lakukan dengan air hangat dan sabun yang kadar sodanya tak terlalu tinggi. Itu pun yang dibersihkan cukup mulut vagina bagian luar.(Kompas,Senin, 22 Februari 2010)

Manjakani, Agar Miss V Selalu Kencang

Dibandingkan dengan daun sirih, manjakani memang relatif kurang dikenal. Padahal tanaman ini juga berkhasiat untuk merawat kesehatan organ intim.

Merawat organ intim dengan ramuan bahan alami sebenarnya telah dilakukan sejak dahulu kala. Yang paling populer adalah air rebusan daun sirih untuk menghilangkan keputihan. Sebenarnya masih ada bahan lain untuk menjaga organ intim, yakni manjakani (oak galls).

Selama berabad-abad, tanaman yang punya nama lain Mecca Manjakani ini telah dipakai dalam obat tradisional oleh orang Arab, Iran, Cina, India, dan Melayu. Walaupun banyak tumbuh di Indonesia, tumbuhan manjakani belum banyak dikenal masyarakat.

Menurut pakar obat tradisional, Prof. Dr. Hembing Wijayakusuma, seperti daun sirih, manjakani juga dapat membersihkan jamur dan bakteri di area vagina. "Manjakani sebenarnya lebih bagus karena bisa mengatasi cairan berlebih di vagina," katanya.

Manjakani kaya akan tannin untuk mengencangkan otot vagina, vitamin A dan C, kalsium, protein, serta mengandung elemen astringent untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan, serta menambah kerapatan.

Pada zaman dahulu nenek moyang kita memakai manjakani dengan cara dihaluskan sebelum dioleskan di organ kewanitaan. Ada pula yang meminum jamu manjakani untuk meningkatkan elastisitas otot area V.

"Manjakani tidak bisa dipakai begitu saja, harus diformulasikan dulu, dicampur dengan herbal lain sesuai dengan tujuan pengobatannya," tutur Hembing. Selain untuk organ intim, tumbuhan manjakani juga efektif mengobati jerawat, peradangan, serta menjaga kebersihan mulut.(Kompas, Selasa, 3/6/2008 )